Kamis, 20 Agustus 2009

Carlo ( Jikustik )

http://www.wijayamusik.com/images/endorser/carlo.jpg


Namaku Carolus Liberianto Januatmojo,

panggilan kecilku adalah Mojo.

Dipanggil Carlo ketika sudah menginjak dewasa.

Awal karirku di musik dimulai disaat aku sering mengikuti festival band waktu SMA. Belajar drum dari kakak kandungku.

Jikustik, sebuah band yang berasal dari kota Gudeg ini memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebagai bukti, 3 album andalannya ditambah 1 album edisi khusus telah ditelurkannya. Mulai dari album “Seribu Tahun” yang beredar pada pertengahan tahun 2000 dengan beberapa lagu ‘jagoannya’ yaitu, “Seribu Tahun Lamanya”, “Maaf”, “Saat Kau Tak Disini (SKTD)”, dan “Kau Menghilang”. Disambung dengan album edisi khusus “Seribu Tahun” yang sengaja dibuat berdasar masukan dari pihak produser, dengan dibumbui 2 lagu baru yaitu “Setia” dan “Jangan Pernah Kau Layu” sembari tetap mempersiapkan proses rekaman untuk album keduanya. Hebatnya, album edisi khusus “Seribu Tahun” ini mampu terjual hingga mencapai angka 600.000 copy.

Pada 5 Juni 2002, group yang terdiri dari Pongki (Vokal), Dadi’ (Gitar melodi), Icha (Bass), Carlo (Drum), dan Adhit (Keyboard), me-release album keduanya “Perjalanan Panjang” di Planet Hollywood Jakarta. Album kedua ini bermaterikan 12 lagu terbaik karya mereka. Beberapa lagu dari album kedua ini sempat menduduki posisi teratas pada chart beberapa radio di tanah air. “Tak Ada Yang Abadi”, “Pandangi Langit Malam Ini”, “Menggapaimu”, dan “Akhiri Ini Dengan Indah” sudah tidak asing lagi di telinga pendengar dan pecinta musik Indonesia.

Selang waktu 1 tahun kemudian, tepatnya pada 13 Oktober 2003, mereka kembali menetaskan album ketiganya yang sepakat diberi titel “Sepanjang Musim”. 10 lagu dalam format kaset, dan 11 lagu untuk format CD disuguhkan di album ini. Seperti pada album-album sebelumnya, beberapa lagu Jikustik-pun kembali bertengger di papan atas chart radio di tanah air. Sebut saja “Untuk Dikenang”, “Tak Pantas Untukmu”, “Ini Bukan Kesalahan”, dan “Samudera Mengering” yang kerap diperdengarkan di berbagai program siaran radio nasional. Bahkan salah satu rumah produksi memilih lagu Jikustik, “Aku Dan Dunia” sebagai Original Sound Track (OST) dalam sinetron ‘Buce Li’ yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Hebatnya lagi, pada minggu pertama sesaat setelah peluncuran album ketiga ini, penjualan sudah mencapai 150.000 copy.

Kedewasaan mereka dalam bermusik, dipihak lain semakin terasa. Apalagi ketika mereka memutuskan mengubah komposisi musik, tapi tetap mengutamakan harmoni manis yang secara tidak langsung sudah menjadi trade mark Jikustik di belantika musik pop Indonesia. Mungkin memang baginilah cara Jikustik menawarkan hal baru dan fresh. Lewat bentuk-bentuk kreatif yang mungkin akan semakin mengukuhkan nama Jikustik sebagai kelompok musik dengan daya cetak hits tinggi.

Pada tanggal 4 November 2004 album keempat Jikustik yang bertajuk “Pagi” telah ‘dilempar’ kepasaran. 14 lagu indah dikemas secara ekslusif dalam dua format yaitu kaset dan CD. Dimana masing-masing berisi 12 lagu dengan bonus track yang berbeda satu dengan lainnya. Lagu “Pulanglah Padanya” yang menjadi andalan, sempat menempati posisi 5 besar di beberapa radio di tanah air.

Warna lagu yang disuguhkan di album keempat ini lebih didominasi oleh unsur akustik. Sound-sound gitar akustik dan piano jelas terasa dibeberapa lagu yang ada. Diantaranya “Pergi Tanpa Pesan”, “Pulanglah Padanya”, “Aku Pasti Mencarimu”, “Lelaki Yang Tersisa”, “Sudah Terjawab”, “Melawan Kesepian”, “Kawan Aku Pulang”, “Akupun Menunggu”, “Aku Percaya Padamu”, dan “Lagu Sedih” sangat jelas terasa di telinga kita bahwa nuansa akustik memang mendominasi lagu-lagu tersebut.

Memang band yang satu ini tidak pernah kekurangan ide-ide kreatifnya untuk berkarya. Buktinya di album “Pagi” yang sudah di-release ini, mereka kembali mempersembahkan karya terbaik mereka untuk para penikmat dan penggemar musik diseluruh penjuru dunia. Khususnya di bumi nusantara. Sementara itu, Pada 30 November 2005 yang lalu, Jikustik juga telah meluncurkan album “Kumpulan Terbaik” -nya. Selain bermaterikan kumpulan lagu-lagu terbaik dari album terdahulunya, juga disuguhkan 3 lagu baru. Salah satu diantaranya berjudul “Aku Datang Untukmu” ciptaan Pongki yang dinyanyikan Jikustik featuring Lea Simandjuntak yang tidak lain adalah adik ipar Pongki. Tetapi bukan hanya karena hubungan saudara ipar semata mereka berkolaborasi, namun karena Jikustik memang membutuhkan kemampuan Lea untuk menyanyikan lagu yang menyelipkan beberapa kalimat dalam bahasa Inggris ini. Kini lagu tersebut telah menempati chart tertinggi di beberapa radio nasional, memang diluar dugaan.

Biografi :

Jikustik adalah nama grup musik yang terbentuk di Yogyakarta, 26 Februari 1996, dengan personel Pongki (vokal, gitar), Icha (bass, vokal), Dadi (gitar, vokal), Adhit (keyboard) dan Carlo (drum).

Jikustik, sebelum populer menggunakan nama G-Coustic. Mereka tampil di kafe-kafe, begitu pun saat rillis album independent, masih menggunakan huruf 'G' berasal dari nama Geronimo, sebuah radio di Jogja, yang menjadi cikal bakal Jikustik. Sedangkan Coustic berasal dari kata acoustic.

Dua personal, masing-masing Icha dan Adhit pernah membentuk grup band bersama Eross 'Sheila on 7', sebelum bergabung dengan Jikustik. Grup bernama Dizzy juga kerap manggung di acara sekolah dan kampus dengan banyak membawakan lagu rock n roll dengan Icha sebagai vokalisnya.

1 komentar: